Senin, 16 Maret 2015

HAKIKAT WACANA

A. Pengertian Wacana 
Menurut Chaer (2007:265) menyebutkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hirarki bahasa merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana sebagai satuan gramatikal yang lengkap, harus terdapat konsep, gagasan, pikiran, dan ide yang utuh, yang akan dipahami oleh pembaca dalam bentuk wacana lisan dan oleh pendengar dalam bentuk wacana lisan.  
Menurut Kridalaksana (1984:208) menyatakan bahwa definisi wacana merupakan satuan kebahasaa terlengkap yang dalam hirarki bahasa merupakan satuan gramatikal yang terbesar. Wacana dapat direalisasikan dalam bentuk kata, kalimat, paragraf atau karangan utuh yang membawa amanat lengkap.
Pengertian lain mengenai wacana adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang terdiri dari wacana lisan dan wacana tulis jika dilihat dari bentuk bahasa yang digunakan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian wacana adalah serangkaian satuan gramatikal yang tersusun secara utuh dan membentuk sustu kesatuan unsur-unsur yang padu.Kedudukan wacana dalam tatanan kebahasaan (linguistik formalistik) menurut David Nunan dilihat dari susunan susunan komponen kebahasaan adalah sebagai berikut. 
Wacana menjadi bagian hirarki kebahasaan yang terbesar karena mencakup beberapa unsur kebahasaan, yaitu fonem, morfem, kata, frasa, klausa, dan paragraf. Kumpulan beberapa fonem akan menjadi morfem, selanjutnya kumpulan dari beberapa morfem membentuk sebuah kata, gabungan dari dua kata atau lebih menjadi frase kemudian menjadi sebuah klausa, klausa membentuk sebuah kalimat dan kumpulan beberapa kalimat akan membentuk sebuah wacana. Hal tersebut berdasarkan urutan secara teoritis. Namun, sebuah wacana dapat terdiri dari beberapa unsurnya saja.
B.     Ciri-Ciri Wacana
Beberapa ciri-ciri wacana adalah sebagai berikut.
a.       Terdiri dari satuan gramatikal
b.      Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
c.       Untaian kalimat-kalimat
d.      Memiliki hubungan preposisi (kata depan)
e.       Memiliki hubungan koherensi
f.       Memiliki hubungan kohesi
g.      Medium bisa lisan maupun tulis.

C.    Jenis-Jenis Wacana
Pembagian jenis-jenis wacana didasarkan pada sudut pandang ide, gagasan, isi, maupun bentuk kebahasaan yang digunakan dalam sebuah wacana. Dengan demikian pembagian jenis-jenis wacana adalah sebagai berikut. Pertama pembegian wacana dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi wacana lisan dan wacana tertulis. Wacana lisan adalah wacana yang bentuk penyampaiannya menggunakan media lisan atau ujaran, seperti membaca atau berbicara. Sedangkan wacana tulis adalah wacana yang media penyampaiannya menggunakan media tulisan.
Kedua, pembagian wacana berdasarkan penggunaan bahasanya dibedakan menjadi wacana prosa dan wacana puisi. Wacana prosa adalah wacana yang terdiri dari uraian-uraian ide, gagasan atau pikiran yang mengandung sebuah tujuan penyampaian. Wacana prosa berdasarkan tujuan penyampaian isinya dibedakan menjadi wacana argumentasi, yaitu uraian yang mengemukakan pendapat mengenai topik, masalah maupun gagasan kepada pembaca. wacana narasi adalah serangkaian uraian yang bersifat menceritakan suatu topik atau hal dengan memperhatikan kronologis atau urutan peristiwa. Wacana deskripsi adalah uraian yang bersifat menggambarkan dengan detail suatu obyek ataupun hal-hal tertentu dengan detail. Wacana eksposisi adalah wacana yang bersifat memaparkan topik atau fakta. Wacana persuasif adalah wacana yang berbentuk uraian mengenai pendapat, ide, ataupun gagasan yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain.
Ketiga, wacana puisi adalah wacana yang dalam penyampaian isi menggunakan bahasa-bahasa yang bersifat puitik dengan memperhatikan pemilihan kata dan gaya bahasa. (Chaer, 2007:272-273).
Keempat,  pembagian wacana berdasarkan bingkai atau maksud dibedakan menjadi dua macam yaitu wacana endoforik dan wacana eksoforik, wacana endoforik adalah wacana yang mengacu pada hal-hal di dalam wacana itu sendiri. Sedangkan wacana eksoforik adalah wacana yang mengacu pada hal-hal di luar wacana.

D.    Fungsi Wacana
            Fungsi wacana yang utama adalah untuk menyampaikan informasi kepada pembaca maupun pendengar. Fungsi wacana dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu secara transaksional dan intruksional. Secara transaksional adalah bahwa sebuah wacana adalah uraian yang tersusun dari satuan gramatikan yang berfungsi untuk menyampaikan informasi berupa ide, gagasan, maupun menguraikan sebuah topik permasalahan. Sedangkan secara intruksional adalah bahwa wacana berfungsi untuk memberikan penjelasan mengenai ide atau gagasan yang disampaikan kepada pembaca ataupun pendengar. Funsi intruksional memberikan petunjuk atau arahan kepada pembaca atau pendengar, fungsi ini diimplementasikan pada jenis wacana persuasive.